Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

International Women's Day, Ini Kata Aktivis Perempuan Asal Surabaya

Editor : M.Choiron | 21:10 WIB

Dok.newspantau/istimewa.
Aktivis perempuan Surabaya, Dr Lia Istifhama, MEI saat deklarasikan 'TERAS'
(Temu Relawan Surabaya).
--------------------------------------------

News-Pantau.com, Surabaya - International Women's Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional, diperingati setiap tanggal 8 Maret dengan perayaan pertama dilakukan pada tahun 1909 di New York Amerika Serikat. Setiap tahun, IWD memiliki tema khusus, termasuk pada tahun 2021 yang mengambil tema ChooseToChallenge. Banyak aktivis perempuan merespon peringatan IWD sebagai momen spesial, diantaranya adalah aktivis millenial NU yang masuk dalam 22 Tokoh Muda Inspiratif Jatim versi Forum Jurnalis Nahdliyyin, yaitu Dr. Lia Istifhama, M.E.I.

“Pada tema Choose To Challenge, maka kita semua kaum perempuan diharapkan lebih termotivasi untuk menunjukkan peran di sektor publik dan semakin berani, lebih percaya diri dalam berkompetisi. Kompetisi di dalam ranah publik, umumnuya berkaitan dengan kepemimpinan. Sekalipun, berbicara konteks kepemimpinan tidak semata sebagai ‘Pejabat Daerah’, melainkan kompetisi bisa dalam berbagai aspek, diantaranya membuat karya dalam bidang literasi,” ujar ibu dua anak asal Wonocolo, Surabaya tersebut.

“Saat kaum perempuan berbibcara konteks kompetisi membangun peran, termasuk dalam kaitannya sebagai seorang leader, maka disitulah Perempuan sangat mungkin menampilkan diri sebagai pemimpin sejati. Saya sering sekali menyampaikan pada forum, bahwa mari kita bangun peran perempuan dengan tagline, ‘Leadership Is Action, Not Position’. 

Dalam hal ini, lanjut Ning Lia, saat kita jadi pemimpin, maka tunjukkan kita ingin melakukan aksi nyata sebagai identitas kepemimpinan, bukan mengkultuskan diri sebagai pemilik sebuah jabatan,” tambahnya.

Aktivis perempuan NU yang tahun 2020 lalu menyandang penghargaan sebagai Tokoh Peduli Covid-19 oleh ARCI, Ning Lia menjelaskan konsep menarik yang dibuatnya sebagai bentuk deskripsi pemimpin ideal.

“Ning Lia mengaku, pernah pada saat tengah malam saya menyiapkan materi untuk mengisi Korpri PMII UINSA, kemudian saya menemukan inspirasi tentang konteks pemimpin ideal. Hal ini saya rumuskan dalam satu kata, yaitu ‘P-E-R-E-M-P-U-A-N’. Unsur kata tersebut adalah pengejawantahan dari kata: Personality, Empathy, Responsibility, Equity, Motivation, Positivity, Universal, Analytical, dan Negotiating," jelasnya. 

"Masih Ning Lia, untuk Menuju kesempurnaan sebuah leadership, memang keniscayaan karena tidak ada satupun manusia terlahir sempurna, namun setidaknya perempuan saat memimpin, umumnya lebih dikenang dan dicintai karena kepekaan mereka lebih kuat dari gender lainnya," imbuhnya.

Seorang Dosen yang kerap dipanggil Ning Lia ini, tak menampik kebanggaannya pada para pemimpin perempuan Indonesia yang telah dikenal publik, bahkan internasional. 

Secara lugas, ia (Ning Lia) sebut nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua TP PKK Jatim Arumi Bachsin, dan Tri Rismaharini yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial RI.

"Mereka tersebut, adalah merupakan figur pemimpin perempuan yang berkharismatik dan memiliki karakter, saya sangat mengapresiasi dan bisa ditoladani," pungkas Doktor dari UIN Sunan Ampel Surabaya ini, Ning Lia. @and.

Semoga bermanfa'at, aamiin.

HUT JATIM KE -75