Gubernur Khofifah : Alhamdulillah Realisasi Pendapatan Daerah di Jatim Meningkat hingga 58,31 persen, dimasa Pandemi
Editor : AndiDara | 14:05 WIB
News-Pantau.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa meski di tengah pandemi, capaian realisasi pendapatan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2021 hingga hari ini justru meningkat.
Pada saat ini, Khofifah menyatakan bahwa pendapatan daerah Jatim tahun 2021 tercatat 58,31 persen atau mengalami kenaikan sebesar 11,81 persen dibandingkan TA 2020 periode yang sama yaitu sebesar 46,5 persen.
Menurutnya, peningkatan pendapatan ini seiring dengan berbagai upaya yang dilakukan Gubernur Khofifah.
Salah satunya dengan meluncurkan program diskon Ramadhan, yang juga memiliki efek untuk meringankan beban masyarakat.
“Di tengah pandemi covid-19 dan adanya pembatasan PPKM Darurat, yang diperpanjang dengan PPKM Level 4, sebagaimana mungkin kita bisa membantu meringankan beban masyarakat," papar Khofifah.
Selain itu ia menegaskan bahwa Pemprov Jatim juga tak hanya memaksimalkan belanja dari APBD.
Melainkan juga memaksimalkan pencairan BLT Dana Desa dan sejumlah anggaran bantuan dari pemerintah pusat.
"BLT DD juga kita upayakan agar cepat dicairkan ke masyarakat, selain itu juga program-program penunjang ekonomi masyarakat dan Koperasi & UMKM, kita ingin agar meski di kondisi yang berat masyarakat tetap kita bantu untuk meringankan beban,” tegasnya.
Lebih lanjut wanita yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Sosial dan juga Menteri Pemberdayaan Perempuan ini menyebutkan bahwa dengan optimalisasi belanja daerah, ternyata memang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Terbukti dari data kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan I, Jawa Timur memang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi di angka -0,44 persen.
Pertumbuhan ekonomi Jatim ditopang oleh sektor pertanian sebesar 0,43 persen dari sektor pertanian, dan perdagangan sebesar 0,24 persen, dan sektor infokom 0,52 persen.
“Ekonomi Jatim dalam track yang benar. Di triwulan pertama tahun 2021, kontraksi ekonomi Jatim tercatat ( -0,44) persen, dan menjadi daerah yang kontraksinya paling rendah dibandingkan provinsi besar lain di Pulau Jawa,” tegas perempuan nomer satu di Jatim ini, Khofifah Indar Parawansa.
Di periode yang sama, kontraksi DKI Jakarta ada di angka ( -1,56 ) persen, Jawa Tengah ( -0,87) persen, Jawa Barat ( -0,83 ) persen. Sedangkan kontraksi nasional (-0,76 ) persen.
(And/Gus).