Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kabar Duka: Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan Meninggal Dunia

Editor : SlametS | 00:05 WIB

Dok.newspantau/istimewa.
Ucapan dukacita atas meninggalnya rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan, Budi Utomo.
-----------------------------------------------------------------------------

News-Pantau.com, LAMONGAN - Kabar duka datang dari Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla). Rektor Umla, Budi Utomo (69) meninggal sore tadi.

Kabar duka ini disampaikan Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umat (MPKU) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, dr H Abdul Manaf, melalui WhatsApp Group Muhammadiyah Lamongan.

Manaf mengungkapkan, sang rektor mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Lamongan. "Hampir sebulan dirawat, dan seminggu terakhir masuk ICU," kata Manaf.

Diketahui, istri Budi Utomo yakni Suwarti meninggal karena terpapar COVID-19 24 hari yang lalu. Budi yang dirawat di RS Muhammadiyah Lamongan sejak awal Juli juga sempat terpapar COVID-19.

Budi lahir di Kedungpring Lamongan pada 16 Agustus 1952. Ia sedang menyelesaikan disertasinya di Universitas Airlangga Surabaya.

Di Muhammadiyah, Budi juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPKU Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Dari perkawinannya dengan Suwarti, Budi dikaruniai tiga anak. Mereka adalah dr Adang Budhywirayawan, Ananta Yudha Chriswara SKom (alm), dan Ahmad Bangun Reza Pahlevi SKom. Jenazah Budi dimakamkan di Makam Desa/Kecamatan Sekaran.

Ini kisah sosok seorang Rektor Budi Utomo semasa hidupnya: 

Budi Utomo Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan ini telah merawat sendiri isterinya yang sakit selama 22 tahun lebih.

Tak ada raut lelah sesal apalagi keinginan untuk menikah lagi meski isterinya berulang kali meminta.

Ini Kisah Nyata, bukan Fiksi atau Imajinasi. Tentang Kesetiaan seorang suami. Banyak yang kenal dengan dia. Tetapi tidak banyak yang kenal perjalanan hidupnya.

Laki-laki itu sudah bangun pukul 02.00 dini hari. Lalu sibuk di dapur. Menjerang air. Sembari menunggu air mendidih dia membangunkan istri untuk Shalat Tahajjud. Lalu Shalat Subuh. Selesai Shalat laki-laki itu bersih-bersih rumah, mencuci pakaian, ngepel dan hal lain yang berkaitan dengan urusan rumah. Setelah itu dia memandikan istrinya.

Loh, kok memandikan istri?....Ya, karena istrinya lumpuh. Tak berdaya melakukan aktivitas untuk diri sendiri. Merawat istri yang lumpuh itu berlangsung bukan sehari atau sepekan atau sebulan.

“Sudah 22 tahun.” kata laki-laki itu. Masa yang panjang. Sekali lagi sudah 22 tahun. Hingga kini. Bahkan sampai kapanpun dia siap merawat istrinya.

Setelah semua urusan rumah beres, baru laki-laki itu pergi ke kampus.

Siapa laki-laki itu? Dia adalah Budi Utomo, Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) Jawa Timur.

Hebatnya dia tampak biasa saja. Wajah tetap segar. Juga tidak pernah kelihatan punya beban berat “Alhamdulillah semua karena pertolongan ALLAH” katanya.

Budi Utomo adalah rektor yang menerima Pendirian Universitasnya langsung dari Presiden Jokowi. Hal ini jarang terjadi. Saat itu Presiden datang sendiri ke Kampus Umla.

Sumber Kekuatan Budi Utomo

Dari mana sumber kekuatan Budi Utomo? Selama 22 tahun bisa memiliki Kesabaran dan Kesetiaan yang luar biasa itu?

Ada tiga sumber yang menguatkan dia.

"Pertama, ajaran Agama yang mengajarkan Tidak boleh Berputus Asa.

Kedua, cintanya kepada istrinya. Cinta memang kekuatan luar biasa. Yang tidak mungkin menjadi mungkin. Mengubah takut menjadi berani. Mengubah lemah menjadi kuat.

Ketiga, pesan ayahnya: “Cintai istrimu sepenuh hati!” Pesan itu disampaikan ketika Budi dan istrinya, Suwati, masih segar bugar. “Ayah juga memberi contoh cintanya kepada ibu,” kata dia.

Mengapa Budi tidak menikah lagi? Banyak orang bertanya tentang itu. Banyak juga yang menyuruh. Orang pertama yang menyuruh dia menikah lagi justru istrinya sendiri. Mungkin sang istri merasa tidak bisa mendampingi suaminya secara semestinya.

Namun Budi mengabaikan. Istrinya menyuruh lagi. Budi tetap mengabaikan. Ketika istrinya sudah keempat kali menyuruh menikah lagi, dia segera mengumpulkan anak-anaknya.

Saya yang mendengar cerita itu di ruang rektor mengira Budi akan minta izin kepada anak-anaknya menikah lagi.

Ternyata lain. Di depan anak dan istrinya Budi justru menegaskan dia tidak berfikir sedikit pun menikah lagi. “Bapak akan fokus terus mendampingi ibumu sampai sembuh,” katanya tegas. Saya tertegun. Teguh sekali laki-laki ini.

Banyak ujian hidup dilalui Budi. Misalnya ketika dia akan mengadakan resepsi pernikahan anaknya. Sehari sebelum resepsi istrinya terjatuh di kamar mandi. Patah tulang kakinya. Maka harus opname di rumah sakit. Namun resepsi harus terus berjalan. Meskipun tanpa kehadiran istri. Di pelaminan Budi didampingi seorang wanita,, Bukan istrinya.

Maka undangan banyak mengira itu istri Budi yang baru. Orang tidak tahu bahwa wanita itu adalah adik kandung Budi sendiri.

Tidak semua laki-laki punya Ketabahan, Kesabaran dan Keteguhan seperti Budi Utomo. Tidak semua laki-laki.

(Sla/And).