Tergerus Platform Asing, Anggota DPD RI Lia Istifhama Dorong Pemerintah Hapus PPh dan PPN Iklan Media Lokal
Jawa Timur, NewsPantau.com -- Krisis tengah menghantui industri media lokal. Di berbagai daerah, sejumlah media mulai menutup biro-bironya. Sementara media arus utama terus mengurangi jumlah karyawan akibat anjloknya pendapatan iklan. Ironisnya, pangsa iklan digital nasional kini lebih banyak disedot oleh platform asing yang tak memiliki kontribusi signifikan terhadap ekosistem jurnalisme lokal.
Kondisi ini menjadi perhatian serius Anggota DPD RI, Lia Istifhama. Senator asal Jawa Timur yang akrab disapa Ning Lia ini menyerukan langkah strategis untuk menyelamatkan keberlangsungan media lokal. Salah satu usulan utamanya adalah penghapusan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas iklan yang ditayangkan di media lokal.
"Media lokal tidak hanya kehilangan pendapatan, tapi juga daya saing akibat beban fiskal yang tidak adil. Kalau pendapatan mereka terus dipotong oleh PPh dan PPN, bagaimana mereka bisa bertahan? Pemerintah harus hadir, bukan malah menekan," ujar Ning Lia dalam keterangannya, Jumat (26/9/2025).
Dr. Lia Istifhama anggota DPD RI asal Jawa Timur.
Menurut Ning Lia, anggapan penghapusan PPh dan PPN akan mengurangi pendapatan negara adalah keliru. Ia justru menilai langkah tersebut sebagai investasi jangka panjang untuk memperkuat demokrasi dan menjaga keberagaman informasi di tingkat akar rumput. Maka dari itu, Ning Lia berharap pemerintah tetap mengutamakan media lokal untuk menyampaikan informasi daripada platform media sosial yang incomenya tersedot keluar negeri.
"Media lokal adalah pilar demokrasi. Mereka merekam realitas sosial di daerah yang sering tak terjangkau media nasional, apalagi platform global. Menguatkan mereka berarti menguatkan suara rakyat," tegas putri KH. Maskur Hasyim tersebut.
Ia menambahkan pemerintah masih memiliki banyak opsi untuk menjaga pemasukan negara melalui sektor lain yang lebih potensial dan tidak membebani industri informasi yang sedang terpuruk.
Dok.newspantau/istimewa.
Dalam kesempatan yang sama, Ning Lia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara media lokal dan nasional. Ia mengapresiasi langkah Promedia, salah satu jaringan media nasional yang aktif menggandeng media lokal untuk naik kelas melalui pelatihan, kolaborasi konten, dan monetisasi bersama.
"Keberlanjutan media tidak bisa hanya dibebankan pada media itu sendiri. Harus ada kolaborasi aktif. Negara pun perlu berpikir lebih strategis, bukan hanya mengandalkan pajak aktif, tapi mengembangkan strategi pasif yang membangun ekosistem," papar Wakil Rakyat Terpopuler se-Jatim versi ARCI tersebut.
Ning Lia mengingatkan tantangan baru yang dihadapi media lokal di era kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, AI global kini terus menyerap konten dari berbagai sumber tanpa perlindungan yang jelas terhadap hak dan kontribusi media lokal.
Untuk itu agar pemerintah bersama komunitas media menyusun kerangka kerja perlindungan data dan konten lokal yang bisa dijadikan rujukan secara global, agar konten lokal tidak hanya dikonsumsi tapi juga diakui dan dilindungi secara etis oleh pengembang teknologi AI.
"Kalau AI belajar dari media kita tapi tak ada perlindungan, itu berbahaya. Media lokal harus membangun identitas digital yang kuat, punya tagline khas, dan aktif dalam membentuk positioning agar tidak hanya jadi objek, tapi juga subjek dalam ekosistem digital global," ujarnya. *** @nurf/andi