Pupuk Subsidi Boleh Naik, Tapi Stok Pupuk Harus Selalu Tersedia
Editor : S'Anamkabiro|15:30 WIB
News-Pantau.com, Lamongan - Kalangan petani Lamongan bisa menerima kenaikan harga pupuk bersubsidi per 1 Januari lalu. Dengan catatan, stok pupuk harus selalu tersedia. Jangan ada lagi kelangkaan pupuk bersubsidi. ‘’Sekarang petani di sini waktunya pemupukan, tapi alokasi pupuk masih kurang, kata Ketua Kelompok Tani (poktan) Sumber Makmur di Kecamatan Modo, Budi kemarin (30/1)’’
Dia mengaku mendapatkan informasi adanya kenaikan harga pupuk bersubsidi. Ketika disampaikan adanya kenaikan harga ecetan tertinggi (HET) pupuk bersubsidi antara Rp 300 hingga Rp 450 per kg, dia mengklaim kenaikan harga sebesar itu tidak menjadi kendala bagi petani. ‘’Kenaikan segitu, tidak masalah, lumrah. Karena kan sudah lama tidak disesuaikan,’’ klaimnya.
Kenaikan tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 49 Tahun 2020, tentang harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sektor pertanian Tahun Anggaran 2021. ‘’Kami sudah menerima draf salinannya. Itu sudah peraturan pemerintah, jadi harus kita laksanakan,’’
Kenaikan harga pupuk bersubsidi bervariatif. Pupuk urea naik Rp 450 per kilogram (kg). Yakni semula Rp 1.800 per kg menjadi Rp 2.250 per kg. Kemudian pupuk SP – 36 semula Rp 2 ribu per kg, menjadi Rp 2.400 per kg. Pupuk ZA semula Rp 1.400 per kg, naik menjadi Rp 1.700 per kg. Serta pupuk petroganik semula Rp 500 per kg, naik menjadi Rp 800 per kg. Hanya pupuk NPK yang tidak mengalami kenaikan harga.
Para petani bisa menerima kenaikan harga pupuk bersubsidi Dengan catatan, stok pupuk harus selalu tersedia sehingga petani tidak mengalami Petani banyak yang kebingungan, apalagi saat ini sudah waktunya memupuk.“Pupuk bersubsidi mengalami kelangkaan pada saat musim tanam Desember 2020 lalu. Petani banyak yang kebingungan, ,” kata Budi salah satu petani di Kecamatan Modo, Sabtu (30/1/2021).
Melihat kondisi ini news-pantau.com mengkonfirmasi salah seorang petani di Desa Sidodowo Kec. Modo bernama Qodir, dia mengeluhkan ketersediaan pupuk subsidi yang sangat dibutuhkan petani saat ini. Namun stok/ kuota dari dari pemerintah yang ada di lapangan berkurang sehingga para petani membeli pupuk Non Subsidi. “Qodir dan petani lainnya terpaksa merogoh kantong lebih dalam untuk perawatan tanamannya. Mau tidak mau, mereka harus membeli pupuk non subsidi yang harganya jauh lebih mahal. “untuk harganya dibandrol 270 ribu jenis pupuk urea dan Phonska 190 ribu,” jelasnya “Kita butuh terpaksa harus beli,” keluh Qodir.
Dia pun berharap agar di musim tam 2021 yang jatuh di bulan maret nanti pemerintah daerah segera mencarikan solusi terkait berkurangnya pupuk subsidi untuk kalangan petani. Dia hanya bisa berharap kondisi ini cepat berakhir sehingga petani lekas mendapat pupuk subsidi dengan cukup.Jika tidak, maka nasib petani semakin merana di Tengah Pandemi COVID-19.
“Sudah corona pupuk subsidi berkurang dan langka. Mohon pemerintah bertindak, agar petani tidak semakin sulit hidupnya,” harapnya. (M.Romy AL).