Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perempuan Tani HKTI Jatim dan Pengurusnya Audiensi Ke DPRD Gresik, Bahas Pengembangan Pertanian Diwilayahnya

Editor : Andi Dara | 12:10 WIB

Dok.newspantau/istimewa.
Perempuan tani HKTI Jatim dan DPK Gresik saat audiensi ke DPRD Gresik.
--------------------------------------------

News-Pantau.com, Gresik - Dibarengi ketua DPD PT HKTI Jatim Dr. Lia Istifhama, S.sos, S.Hi,.MEI, Perempuan Tani HKTI Gresik pimpinan dr. Nila Hapsari, melakukan audiensi dengan Komisi II Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kabupaten Gresik. Kamis (18/2/2021).

Kelompok aktivis perempuan tersebut ditemui langsung oleh ketua komisi, KH. Markasim Halim Widianto dan Sekretaris Komisi Hj. Lilik Hidayati, MM. Beberapa anggota komisi pun hadir, di antaranya Hj. Siti Fatimah, Hamzah Takim, dan Musa. Audiensi Alhasil yang membahas beberapa hal yang terkait pertanian tersebut berlangsung gayeng.

Beberapa pembahasan berlangsung selama 3 jam yang dilakukan secara hybrid, yaitu offline dan online melalui virtual zoom. Diantara topik adalah penguatan digitalisasi pertanian melalui program aplikasi Setuju yang selama ini berjalan kemitraan antara Perempuan Tani HKTI Ketua Umum Dian Novita Susanto dengan PT. Telkom Indonesia. Selain itu, mengkaji masalah lapangan yang merupakan petani, terutama petani Gresik.

“Kami ingin pertanian di Gresik lebih dicintai generasi milenial atau menciptakan Z. Itu membuat, kami mengajak pengurus membuat produk unggulan melalui program satu desa satu produk. Diantara produk unggulan tersebut, adalah kopi yang diracik pengurus itu sendiri, yaitu kopi khas Sidayu Gresik ”, jelas Nila Hapsari.

”Gresik sangat potensial, dengan visi dan misi perempuan tani Gresik yaitu menciptakan technopreneur dan sosiopreneur di bidang pertanian. Saya harap bisa bersinergi dengan banyak pihak untuk mengembangkan industri pertanian Gresik," tambahnya dalam keterangan yang dilangsir newspantau, Sabtu (20/2/2021).

Sementara, Lia Istifhama kerap disapa Ning Lia juga yang hadir dalam audiensi tersebut menambahkan, fakta lapangan saat Perempuan Tani HKTI turun melakukan aksi nyata dalam masyarakat untuk membantu mengatasi permasalahan pertanian.

“Dalam kesempatan ini, kami memaparkan beberapa aspirasi petani yang kami terima. Diantaranya, kelangkaan pupuk dan bibit saat pandemi 2020, masalah hama pertanian, sistem irigasi, dan pemasaran yang didominiasi tengkulak. Kami disini menggarisbawahi bukan sebagai organisasi penerima aspirasi saja, karena kami memahami, segala kebijakan dalam sebuah masalah, ada prosedur dan aturannya ”, terang Lia Istifhama.

Ia juga menambahkan bahwa aksi Perempuan Tani HKTI dalam kegiatan nyata.

“Saat petani curhat mengenai kematian tersengat listrik akibat teknik setrum untuk tikus di sekitar persawahan, maka kami secara pribadi dan gotong royong memberikan asuransi BPJS ketenagakerjaan. Kami juga saat mencoba, berusaha memberikan motivasi karena kami sebagai masyarakat perkotaan, sangat tertolong dengan petani. Kalau tidak ada mereka yang tetap sabar bertani, bagaimana kita bisa mendapat pangan yang sehat dan alami ?, ”tambahnya yang juga menjelaskan pentingnya peningkatan kuantitas produk yang tidak tahan lama di Gresik, yaitu produk pertanian yang sudah diolah secara industri sehingga lebih tahan lama.

Pemikiran dan gagasan para aktivis perempuan tersebut, diterima sangat baik oleh para rakyat wakil Gresik.

”Kami sangat senang dengan adanya Perempuan Tani di Gresik. Ini adalah awal perkenalan dan saya harap selanjutnya kita bisa berkomunikasi lebih detail bersama dengan dinas pertanian. Lebih lanjut, mungkin dengan dinas-dinas yang lainnya, ”jelas KH. Markasim.

Saudara mantan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto tersebut juga menjelaskan, pentingnya peran Perempuan Tani HKTI untuk membina generasi muda.

“Penting untuk dibantu, bagaimana sektor pertanian menarik bagi anak muda. Jangan sampai semua anak muda hanya ingin bekerja sebagai pegawai atau karyawan di sektor industri tapi lupa mengembangkan pertanian di wilayahnya sendiri ”, pungkasnya.

Pertemuan tersebut kemudian diakhiri dengan pemberian bingkisan berupa kopi khas Ngawen Sidayu Gresik yang memiliki slogan “Belajar menjadi petani berawal dari secangkir kopi”. (Asih/anm).

HUT JATIM KE -75
T