Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anggota DPD RI, Lia Istifhama Gaungkan Pendampingan PMI Lewat Sinergi Pemerintah dengan PCI Muslimat NU di Luar Negeri

Editor : Nur Fadilah | 08.30 wib
Dok.newspantau/istimewa.
AJAK KOLABORASI: Ketua PCI Muslimat NU dengan Anggota DPD RI Lia Istifhama di sela-sela pelantikan dan rakernas.
----------------------------------------------------------------
NewsPantau.com -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Lia Istifhama, menggagas upaya strategis dalam memperkuat perlindungan dan pendampingan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui jejaring Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di berbagai negara.

Langkah ini dinilai sebagai terobosan penting dalam konteks diplomasi kultural dan perlindungan berbasis masyarakat sipil, dengan melibatkan PCI Muslimat NU di negara-negara seperti Mesir, Hong Kong, Taiwan, Arab Saudi, Sudan, Malaysia, dan negara lainnya yang menjadi tujuan utama PMI.

“Pekerja migran kita bukan hanya pahlawan devisa, tapi juga representasi wajah Indonesia di mata dunia. Pendampingan yang mereka butuhkan bukan hanya hukum dan sosial, tapi juga spiritual dan kultural. Saya berharap PCI Muslimat NU dapat masuk dalam peran strategis ini,” tegas Ning Lia sapaan akrab Lia Istifhama.

Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya memanfaatkan program sosial keagamaan yang sudah eksis di diaspora Muslimat NU, tetapi juga memperkuat nilai-nilai ke-Indonesiaan dan keagamaan dalam mendampingi PMI yang sering menghadapi tantangan kompleks di negara tujuan dari eksploitasi kerja hingga keterasingan sosial.

"Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Pemerintah harus bisa menggandengn lembaga berbasis komunitas yang memiliki budaya dan nilai moral menjadi kunci dalam menciptakan ruang aman bagi para PMI,” tegasnya.

Selain itu, kerja sama ini akan diarahkan pada pelatihan hukum dasar ketenagakerjaan, bimbingan keagamaan, penyuluhan kesehatan mental, serta penguatan peran perempuan dalam diplomasi komunitas.

“Saya percaya bahwa perlindungan PMI bukan hanya tugas negara, tapi panggilan nurani kolektif. PCI Muslimat NU punya potensi besar untuk menjadi mitra strategis dalam dakwah kemanusiaan ini,” tegas Ning Lia.

Sebelumnya, Ning Lia juga menyoroti berbagai kasus yang sering dihadapi oleh PMI. Mulai dari kekerasan, pengiriman PMI ilegal, ekspoitasi dan kasus kriminal lainnya. Ning Lia sangat menyesalkan jika pemerintah maupun berbagai lembaga tidak memberikan perhatian lebih bagi PMI.

“Kementerian tenaga kerja harus melakukan optimasi program pelatihan berbasis teknologi, yang dapat memberikan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja internasional. Dengan memanfaatkan pelatihan yang lebih modern dan berbasis digital, diharapkan tenaga dapat memperoleh pengetahuan dan keahlian yang lebih sesuai dengan perkembangan dunia kerja,” tegasnya.

Menurutnya, program pelatihan yang diberikan harus lebih berfokus pada penguasaan teknologi dan keahlian yang banyak dicari oleh negara-negara tempat pekerja migran Indonesia berada, seperti keterampilan di sektor teknologi informasi, kesehatan, serta keahlian di bidang konstruksi.

“Ini akan membuka peluang kerja yang lebih luas dan tentunya berdampak langsung pada peningkatan pengiriman remiten yang lebih besar,” tambah Ning Lia.

Ning Lia menegaskan bahwa keberhasilan program pelatihan yang tepat dapat mendorong peningkatan remiten yang masuk ke Indonesia, sekaligus meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

"Saya berharap agar Kementerian Ketenagakerjaan bisa segera merespon usulan ini, dengan meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah, termasuk di Jawa Timur, untuk memaksimalkan potensi tenaga kerja lokal, sehingga Indonesia semakin siap bersaing di pasar global dan terus menikmati manfaat dari remiten yang terus meningkat,” jelasnya.  *** @nur/Andi

#pmi
#anggota dpd ri
#Pekerja Migran Indonesia
#pendampingan
#Lia Istifhama
#Ning Lia
#PCI Muslimat NU