Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penolak Migas Hakikatnya Menolak Kemajuan Kangean

Editor : Sultan Daeng | 19.30 wib
H.Muh. Daeng Sultan.

SUMENEP, NewsPantau.com -- Dalam setiap daerah yang sedang tumbuh, investasi selalu menjadi mesin perubahan. Begitu pula Kangean. Pulau ini memiliki potensi besar, tetapi tanpa dukungan investasi—terutama di sektor strategis seperti migas—perkembangan ekonomi dan perbaikan infrastruktur akan bergerak sangat lambat. Menutup pintu investasi sama saja dengan mempertahankan keterisolasian yang selama ini dikeluhkan.

Migas bukan sekadar industri ekstraktif; di banyak daerah, kehadirannya menjadi pintu masuk bagi peningkatan kapasitas masyarakat, penguatan ekonomi lokal, pembangunan fasilitas umum, serta terbukanya akses pendidikan dan kesehatan. Ketika dikelola secara transparan dan bertanggung jawab, sektor ini justru dapat menjadi akselerator kesejahteraan.

Sayangnya, sebagian pihak masih memilih menolak tanpa dasar yang kokoh, seolah-olah setiap bentuk investasi adalah ancaman. Padahal, pertanyaan pentingnya bukan “ditolak atau diterima”, melainkan “bagaimana mengawasi dan memastikan manfaatnya kembali kepada masyarakat”. Penolakan total hanya membuat Kangean berjalan di tempat sementara daerah lain berlari.

Melindungi tanah leluhur tentu penting, tetapi memahaminya sebagai alasan untuk menolak semua bentuk kemajuan adalah kekeliruan. Melestarikan warisan justru membutuhkan kesejahteraan; masyarakat yang kuat secara ekonomi lebih mampu menjaga identitas dan budaya mereka.

Karena itu, pilihan terbaik bagi Kangean bukanlah menutup diri, melainkan membuka peluang sambil memastikan mekanisme pengawasan yang ketat. Identitas leluhur tetap terjaga, ekonomi bergerak maju, dan masa depan pulau ini menjadi lebih cerah.

Kangean tidak boleh dibiarkan kehilangan momentum. Menolak migas tanpa alasan rasional pada akhirnya hanyalah menolak kemajuan pulau sendiri.  *** @daeng